If you read my blog you might find absurdities on it, but after that I am sure you will find out that I am a decent human being. So, let make friends! Much love from me, Perempuan Toraja :)
RSS

Sabtu, 30 Januari 2010

Etika Etika Etika....!! *Dalam lingkungan Wihara Buddhist

Pertama tama, aku bukan buddhist.
But I just read an article in Wikihow, which I found it interesting to read it all. It is somekind of 'good to know' things, or a 'must know' buat sebagian orang. Judulnya How To Practice Buddhist Monastery Etiquette. Tidak, aku tidak mau beri link nya (since they do not pay me for that), jadi baca tulisanku saja yaaa... *wink

Artikel ini perlu untuk yang awam, yang berencana mau berkunjung ke Wihara Buddhist, umat Buddha mungkin sudah paham, lha gimana dengan non-Buddhist?, misalnya turis turis di Thai, Cambodia, de el el. Jadi, supaya tetap santun, gak malu maluin, gak sotoy, dan tetap enjoy, coba baca guidelines ini. Aku pun setelah membacanya menyesal berangkat dengan pengetahuan tentang tata krama yang terbatas, dan aku menemukan beberapa kesalahanku waktu berkunjung ke Buddhist Monastery.

1. Pake pakaian yang pantas, pantasnya seperti apa? umumnya sih siku ama lutut harus tertutup, bagian bahu juga jangan lupa tertutup. Temenku Yanti sampai harus menyewa kemeja ala kadarnya yang disediakan, krn bagaian bahunya kurang tertutup, begitu pula turis2 yang lain. Oh ya, dan katanya lagi, jangan pake baju warna hitam karena itu warna untuk pemakaman, whattt?? I did!! ternyata aku dan yanti sama sama gak tau aturan... hehe, oke, kesalahan pertama.

2. Jangan pake perhiasan yang mencolok, karena terkesan pamer. Hmm... untung aku gak pake, apa juga perhiasan yang mau aku pake, punya pun tidak kok, hehehe. 

3. Do not climb on, touch, or pose to take pictures with buddha-images, no matter how old, broken or well-cared for. weeeewwwww... aku bahkan berpose dari segala penjuru untuk bisa bersama Buddha dalam satu frame!! aku emang gak menyentuh (jauh jaraknya sih) apalagi memanjat (kurang kerjaan) patung Buddha sih, tapi aku berpose akting seolah2 aku sedang sembahyang di depan Buddha bersama dengan orang lain yang berada di dalam sana, dan tidak ada yang melarang aku. Mungkin mereka mahfum kami turis, dan mungkin wihara yang kami datangi enggak se ketat itu larangannya. Oke, kesalahan kedua! *ketar ketir

4. Lepas sepatu sebelum masuk ke dalem, we did! we did!!! yes we did it!!! Bagaimana mungkin kami bisa masuk bersepatu lengkap (eh mang bersepatu tidak lengkap itu seperti apa?), sementara didepan, kami melihat semua orang melepas sepatu, meletakkan di rak yang tersedia, di beberapa wihara bahkan ada pengawas pakaian dan sepatu. Cuma orang dodol yang masih ngotot masuk pake sepatu, dan kami enggak dodol lohhh... hehe.

5. Do not point your feet at the buddha-image, or at anyone else, Haihhh...! apaapaan tuh orang yang nunjuk nunjuk pake kaki? sikaattt ajaa!! Hehe, iyah emang gak sopan, bukan cuma di dalam wihara dimanapun kepada siapapun nunjuk pake kaki kan gak sopan ya kan ya?? Oh iya, katanya lagi nyentuh bagian kepala itu tabu di budaya Thailand, eh sama saja dengan kami di Indonesia.

6. Perempuan gak boleh nyentuh, berduaan, ato berbincang yang gimaannnaaa gitu ama biarawan,  Cihuyyy.... seingatku aku gak melakukan ketiga hal ini, hanya saja waktu itu kalau tidak salah aku sedang menanyakan sesuatu kepada seorang biarawan, ada Yanti sih, tapi dia lagi melihat kearah lain, dan berada sekitar dua atau tiga meter dari aku dan Mr. Monk. Hmmm... salah gak tuh? *cemas

7. Liat liat kalo jalan (semacam hati hati dijalan gitu?), Hmmm...contohnya nih ya, kalo ada Monk yang lagi duduk, jangan melewati beliau dengan posisi kepala kamu lebih tinggi dari beliau, jaddiiiii... merunduk runduk lah kalo melewati beliau. Dannn... kalo ada yang lagi sembahyang jangan melintas didepannya. Do not step on the threshold, nah kalo ini aku gak paham artinya apa...

8. Greet monks by pressing your palms together, bowing your head, and moving them to your forehead. Yes! Once again we did it! *dengan perasaan haru dan bangga. Para biarawan mungkin gak membalas dengan gesture yang sama, tapi mereka menerima kok penghormatan kita.

9. Do not kill any insect, no matter how seemingly insignificant, Oh No! Not this one! ada nyamuk ganggu banget. Eh tunggu tunggu, nyamuk masuk golongan insect kan?. Trus aku tepok aja sih, tauk dah mati pa kagak. Jadii... ini mungkin kesalahanku yang ketiga! *sigh

10. Always pour the libation jar or container with two hands. Sumpah! Yang ini aku gak ngerti artinyaa... hehehe. Dan kayaknya aku gak pernah melakukan apa2 dengan hal ini.

11. When offering food, do not touch the edge of the alms-bowl with the spoon, Apalagi ini? Gak ngerti jugaa... kalo diterjemahin dikit dikit sih ya, seingatku aku juga gak pernah melakukan apa2 dengan hal ini, aku gak offering makanan ke sapa2 kecuali ke mulutku sendiri, itupun diluar monastery. *gak nyambung

12. Do not bring alcohol into the monastery grounds, Oh itu pasti, sapa yang keterlaluan sekali melakukan hal ini, lagian kalo dibayangkan apa asiknya bermabuk2an di dalam tempat suci.*just kidding. Yah kalopun bawa simpen dulu dimobil, ato kalo jalan kaki, titipin abang pedagang asongan kek diluar wihara, tar pulangnya baru deh, terserah. hehe.

Udah segitu aja dulu ya,  kenapa? masih mau tau lebih banyak? okelahh... okee... baca sendiri disini dah.
Daaannnn....
Berapapun jumlah kesalahan saya, tolong dimaafkan, besok besok saya gak ulangi lagi.

0 komentar:

Posting Komentar