If you read my blog you might find absurdities on it, but after that I am sure you will find out that I am a decent human being. So, let make friends! Much love from me, Perempuan Toraja :)
RSS

Rabu, 20 Juli 2011

A Helping Hand for Christchurch

Pagi ini saya dapat email dari Air New Zealand, judulnya useful information bla bla blaaa...

Saya pikir buat apa lagi? Kan tiketnya udah dibeli, kelar urusan. Mungkinkah perubahan jam penerbangan? Gawat!
Beberapa hari yang lalu saya memang membeli tiket domestik tujuan Queenstown - Christchurch, New Zealand. Nekat, karena harganya murah, 500 ribu saja plus bagasi up to 23 kg. Lumayan. Padahal kepastian Visanya dapat apa gak aja belum. Tiket PP ke NZ nya aja belum dibeli. Haha. Lagi deg2an nunggu panggilan interview nih dari imigrasi NZ di Jakarta.

Anyway, bukan soal keberangkatan yang mau saya ceritain tadi. Jadi isi emailnya justru sebenarnya adalah promosi, alias iklan, alias gak penting. Isinya ada iklan pariwisata which is gak penting2 amat, krn saya udah browsing dan udah tau mau kemana, juga soal rental mobil yg mana adalah mahal penawarannya, lagipula saya juga udah booking rental mobil sejak bulan lalu, dengan cuma separuh harga iklan di email itu. Dengan mobil yg cuma sedikit lebih bagus.
Anyway, (lagi) ada satu iklan yg menarik pikiran saya, juga hati saya "A Helping Hand For Christchurch". Dunia tau, sejak September kemarin serangkaian gempa menghantam NZ khususnya Christchurch. Bangunan tua, cantik, dan penuh sejarah rusak parah, fasilitas umum juga rusak parah, jalanan terbelah dan menyisakan lubang dalam. Bagi orang Indonesia berita serupa bukanlah hal luar biasa. We've been trough the worst, many times before. The whole world know too. Even Aliens in Mars were watching our pain. 

Saya gak tau, karena gak pernah lihat, atau mungkin karena hanya sedikit memperhatikan, atau mungkin kurang publikasi, beberapa bulan atau tahun pasca bencana, apa kita masih dalam tahap recovery atau sudah pulih? Bagaimana hidup mereka, perekonomian mereka setelahnya? Di iklan yang saya terima di email itu isinya, mengajak para passanger Air NZ untuk membantu memulihkan perekonomian mereka melalui, keikut sertaan saya dalam pariwisata di Christchurch dan sekitarnya. Jadi kalo di Negara kita iklan ini kira2nya, merupakan kerjasama BUMN dlm hal ini Air NZ, Kementrian Perekonomian, dan Kementrian Pariwisata. Waahhh luas yahhh? Ini simpel, tapi menarik. Tanpa harus "mengemis" dengan kalimat "Salurkan donasi anda", "Dengan terbang bersama Air NZ anda telah menyumbangkan 1% untuk....". They're not talking about money. Entah mungkin karena identity saya bukan NZ resident makanya saya dikirimi email ini. I am wondering seberapa banyak lini yang dimaksimalkan untuk recovery daerah bencana di negara kita? Aceh? Pantai disana cantik2 loh, eh malah harga pesawat kesana nya mahal! Papua? Siapa tak tau pantai2 di Indonesia Timur itu kan bagus2, laut2nya surga bagi para diver, dan pecinta laut lainnya. Yak, dan tiket kesananya mahal parah! Mungkin akan ada yang berkomentar "Ah itu sih pinter2nya mereka bikin kaliamt iklan aja, intinya sama, sama2 soal duit kok" Iya, mungkin benar. Terus kenapa dong kita gak sekreatif mereka? Eh padahal harga paket pariwisata yang ditawarkan tetep sama loh dengan sebelum bencana. Beberapa malah nurunin harga demi menarik wisatawan. Mengajak orang luar untuk "menyumbang" tanpa membuat mereka merasa "menyumbang" atau malah "harus menyumbang". Sebelum bencana NZ adalah surga pariwisata, and they're still a paradise!

Oh ya, pernah lihat iklan ucapan terima kasih dari kedutaan Jepang untuk Indonesia yg disiarin di TV? Apa pemerintah kita juga melakukan hal yg sama kepada para penyumbang luar negeri apapun bentuknya sumbangannya, berapapun besar sumbangannya, meskipun itu berarti kita berutang? Iklan dari Kedutaan Jepang itu, terdengar tulus dan rendah hati sekali. Yes, I do love it! Kalau ditinjau dari segi komunikasi, pesannya nyampe, dan nendang banget! At least buat saya, ya, saya memang tersentuh dengan iklan itu. Negara itu kuat, sama2 negara rawan bencana macam kita, tapi mereka bilang mereka belajar dari Indonesia,  padahal kalau dibandingin mereka lebih tangguh dlm penanganan bencana, lebih sigap, dan lebih cepat recoverynya. Kita perlu belajar, banyak belajar, akui saja, kerendahan hati, upaya keras bangkit pasca bencana, dimulai dari diri sendiri, maksimalkan apa yg ada, gak selamanya orang memberi, awalnya turut sedih, prihatin, lama2 karena kasihan, lalu mereka lupa. Ya contohnya juga dalam kehidupan sehari-hari teman kan gak selalu ada dalam segala hal, meskipun secara fisik mereka di sekitar kita. Kita harus kuat! (nngggg... tedengar seperti iklan susu)

Eh maaf ya, setelah 1 semester absen posting, dateng2 ngepost cerita yg serius gini, haha! Doakan saja minggu ini Visa saya granted, Tuhan melapangkan rencana saya, dan saya akan menceritakan perjalanan saya ke South Island NZ. Tempat impian saya :)

Ciaaoooo!

0 komentar:

Posting Komentar